Bangkit Dari Ketertinggalan Karena Sahabat

P

erubahan, ya sebuah kata yang sangat rentan kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan dan tingkah laku seseorang. Perubahan yang dialami seseorang besar kemungkinan dari diipengaruhi oleh ruang dari orang-orang yang ada disekelilingnya, senasib, seperjuangan.

Berfikir positif, biasanya pertanyaan yang sering muncul “kenapa dia bisa, kok saya enggak ya?” – pertanyaan bersifat monolog -- Yang mampu mengubah hidupnya adalah pengaruh dari orang2 yang bisa dikatakan sabahatnya yang telah berubah.

Dalam hal belajar (kuliah contohnya), sangat terasa ingin berubah ketika kawan-kawan di sekelilingnya telah pergi meninggalaknnya karena meraka telah selesai. Kesendirian tanpa orang-orang terdekat menghilangkan sebagian dari totalitas gairah hidup. (Pastinya down banget lah semangatnya)

Nah, orang-orang seperti ini susah bangkit jika dibantu dengan orang-orang yang tidak akrab dengannya, melainkan membutuhkan dorongan dari karib-kerabat yang dulunya bersamanya yang telah berhasil (lulus). Dari dorongan mitranya lah si “elek2an” ini mampu bangkit dari ketertinggalannya.

Semangat yang timbul karena kebersamaan memberi efek yang cukup besar dalam suatu komunitas maupun kelompok, semangat untuk memajukan eksistensi juga terbentuk disini. Oleh karena itu, memiliki sebuah hobi yang sama, tujuan, capaian misi yang sama pula menumbuhkan sebuah keterikan antar-sesama untuk saling “menopang bahu”.

Jadi, jika kita ingin mengajak seseorang ke “dunia kita” maka mulailah untuk mengajaknya dari hal-hal apa yang ia sukai, karena dengan memiliki sebuah persamaan maka pendekatan itu lebih mudah. Lambat lauk dengan komitmen yang tinggi orang yang diajak minimal akan memperhatikan “dunia” si pengajak.

“Janganlah berhenti berbuat kebaikan dengan sesama walaupun itu hanya menebar salam dan sapaan”

**(Lagi ngopi bareng anak2 Statkom-ers di Ring Road Coffee, 1 April 2011 22:30 PM s.d. 2 April 01:10 AM)

[at] Rumah pertama (asli), 2 April 2011 01:39 am  (supported by: laptop pinjaman :D )