Entah kenapa, saat ini aku ingin menulis tentang makna atau bagian dari hati.
Ingin rasanya ku menuliskannya, walau hanya sedikit saja..
Ku teringat sebuah artikel yang bertajuk islami yang melukiskan hati untuk meneguhkan jiwa, mengokohkan pondasi hidupnya dalam merantaui perjalanan panjang dibarengi singkat ini.
Artikel itu bersajak seperti ini ("Kerendahan hati", 10 Maret 2004 at 09:58):
Hatiku ...jujurlah...
Kalau engkau tak sanggup menjadi cemara yang kokoh di puncak bukit,
jadilah saja belukar yang teguh di tepi jurang...
Belukar itu senantiasa istiqomah dalam perjuangannya untuk hidup.
Ia belajar dari kesehariannya untuk mendewasakan batangnya,
batangnya yang menyanggahnya untuk tidak masuk ke dalam jurang...
Hatiku...ketahuilah!!!
Ternyata untuk menjadi belukar saja itu tidak mudah!!!
Belukar harus ikhlas agar ia tak iri pada cemara...
Belukar harus tawadhu agar ia tak sombong pada rumput...
Belukar tetap belukar sampai ia bisa berjumpa dengan Penciptanya...
Kalau engkau tak sanggup jadi belukar...jadilah saja rumput,
tetapi rumput yang senantiasa memperkuat pinggiran jalan...
Kalau engkau tak sanggup menjadi langit...jadilah saja bumi,
tetapi bumi yang setia dan ikhlas untuk dipijaki oleh setiap manusia.
Tidak semua insan sanggup berbuat seperti pengemis yang tawadhu',...
izzahnya tinggi walau orang lain merendahkannya...
karena ia mempunyai HATI sehingga dekat dengan sang Robbi...
Mungkin begitulah hati. Hati yang kadang sering terombang ambing bagaikan buih dilautan yang bergerak ke arah tuipan angin.
Hati tak disebut sebuah benda mati,
Dia bergerak, bergerak mengejar Sang Pencipta hati
Dia hidup, hidup menjaga agar tidak mati hati
Dia berbicara, berbicara akan jati dirinya
Dia berperasaan, berperasaan layak orang yang sedang jatuh cinta, dia mencari akan cintanya, cinta yang dapat membantu, membimbing dan menasehatinya menuju Sang Pemberi Cinta
Dia, ya, dialah bernama HATI. Hati yang penuhi rasa CINTA akan rindu kerendahan hati.
Secercah jiwa yang merindukan kelembutan hati.
Secerah langit biru, seindah bintang di kegemerlapan malam.
Selembut salju, sehalus sutra.
Sebening air dilautan biru, semanis madu.
Secerah langit biru, seindah bintang di kegemerlapan malam.
Selembut salju, sehalus sutra.
Sebening air dilautan biru, semanis madu.
Wahai hati, berjuanglah hingga kau mendapati keinginanmu..
Namun, "jika kau tidak memperoleh apa yang kau inginkan niscaya kau mendapat segala apa yang kau butuhkan" (<--di link).
"Allah Maha Adil, Maha Megetahui apa yang hambanya butuhkan". Percayalah...!!!
2 comments:
Lanjutttt gan!
iya, Insya Allah..
Post a Comment