Welcome to my blog, visit other blog at wordpress :D


More Goodies @ NackVision

Anniversary "struggle 36 hours for 25 minutes" (Dec. 12)

13 December 2010

Hari ini hari minggu, pada tanggal yang sama pada satu tahun lalu jatuh di hari sabtu (kalo gak percaya coba saja liat kalender, hehe). Ada momen penting yang teringat olehku pada tanggal ini di tahun lalu, yaitu mempresentasikan hasil penelitanku yang telah dinyatakan lulus seleksi dari segi topik dan isi oleh para reviewer dalam ajang Seminar Nasional Sistem Informasi Indoensia (SESINDO) 2009 yang dilaksanakan oleh Kampus Fakultas Sistem Informasi - ITS, surabaya.

back to date of December 9, 2009
Hari rabu, pagi hari saya menjumpai pembimbing saya untuk membahas tentang keberangkatan saya ke Surabaya, sekitar 1 s.d 2 jam kami berbincang-bincang sreta menyusun stategi perang - macam mau perang betolan aja ni - untuk berlaga di medan pertempuran SESINDO nantinya. Ya, karena saya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di tanah juang erek-erek suroboyo. Dan pada saat itu kepastian dana untuk keberangkatan belum juga ada titik terang padahal sudah pada H-2 acara itu, tapi Alhamdulillah untuk nota pembayaran seminar dan tiket penerbangan Medan-Jakarta sudah dapat terselesaikan dengan bantuan sokongan dana dari pembimbing dan untuk penginapan selama saya berada di kota surabaya itu di rumah family dari pembimbing saya :D.

Siang harinya baru dipastikan bahwa dana dari proposal yang kami (saya dan pembimbing) ajukan ke pihak terkait ternyata tidak membuahkan hasil yang baik. Akhirnya saya mengambil start untuk membuat proposal pengiriman delegasi mahasiswa prestasi dari lembaga yang saat itu saya duduki.

Hari kamis 10 Desember 2009, di pagi hari smapai dengan siangnya saya disibukkan dengan proposal yang telah saya buat pada kemarin malam yang harus saya masukkan sebelum pukul 12.00 WIB. Pada saat itu dana yang saya ajukan tidak mungkin keluar segera karena harus melalui proses2 yang telah diaturan dalam aturan birokrasi lembaga pendidikan tersebut. Namun, Alhamdulillah lembaga saya memberi sokongan dana transportasi yang bisa menutupi hingga saya kembali lagi ke tanoh rencong ini.

(persiapan perbekalan telah dilakukan dan skrg waktunya pemberangkatan)
Kamis malam setelah shalat maghrib saya di antar oleh teman yang juga satu kelompok research DMIR, bustami, ke terminal bus, karena harga tiket maskapai penerbangan pada akhir tahun melonjak drasntis. Akhirnya saya putuskan naik bus dengan kosekuensi waktu yang sudah sangat-sangat saya perhitungkan secara detail (mantap coiii). Dan di terminal  ada juga kawan satu bimbimbingan research (alim dan kawannya, asrol) yang datang mengantarkan CamDig untuk saya (statusnya minjam sih, hehe). Dan berangkatlah saya ke Medan dengan tujuan ke Bandara Polonia Medan.

Dalam perjalanan saya teringat pesan dari salah seorang dosen yang sering melakukan perjalanan menggunakan jasa angkutan umum antar kota antar propinsi itu, kata begini, "Kalau ada bawa barang (tas) dijaga baik2 karena kalau lengan bisa2 lenyap, kalau perlu lilitan tali tas itu ke kaki" (gitu lah kira2 karena udah 1 tahun lebih perkataan itu :D). Dan saya pun melakukannya, Alhamdulillah aman..

Namun, ada tragedi yang diluar perhitungan waktu yang sudah saya plotkan melebihi plotan waktu untuk hal2 yang tak terduga (apa itu? tet...tereng..tereeeeng -bunyi terompet, hehe).
Pukul 02.xx dini hari jum'at bus yang saya naiki mengalami kerusakan pada sistem AC, terjadi kebocoran yang mengakibatkan harus segera diatasi (ya iya lah harus, kalo kagak ntar udah macam diruangan oven) waktu itu saya sempat panik, karena perbaikan kerusakannya memakan waktu hingga 2 jam lebih dan saya sangat panik karena penerbangan saya dari Medan ke Jakarta itu jum'at pukul 10.xx WIB.

Seraya memohon pertolongan kepada Allah, akhirnya saya tiba di medan, bertempat di terminal pondok (gudang pelangi) itu pukul 7.30 WIB. dan saya langsung berangkat menuju bandara dengan menaiki becak yang sudah dibantu untuk mencari becak oleh teknisi bus yang saya naiki tadi, (baik juga ya orang itu :D). 200 meter mau memasuki area bandara saya ganti naik ojek, karena becak tidak diperbolehkan memasuki kawasan bandara (keluar duit lagi :( ).

(masuk bandara, lakukan check-in, bayar bording pass, cek barang bawaan n diri melewati detector, dll hingga mencapai di ruang tunggu) 
huuuff.....
begini kondisi saya saat diruang tunggu
 rasa ngantuk dicampur lapar ditambah haus, saya tidak sempat membeli makanan karena waktu yang sudah sangat kepepet pada saat itu, tapi untung di dalam tas ada wafer yang diberikan sebagai pegangan saya dalam perjalanan (gitu katanya :)) saat hari terakhir sebelum berangkat. Setelah makan beberapa potong wafer saya merasa haus,haus sangat-untung gak keselek-dimana ya saya bisa memperoleh air? :(

(Mata pandangan detektif dimulai) saya memandang seluruh sisi ruangan tunggu itu, kali aja ada tempat minum gratis :D. Eh, ternyata ada, Ada sebuah dispender yang bersandar di dinding belakang, tepat berada deretan saya duduk (saya deretan kedua dari depan). Namun, saya belum berani mengambilnya, terlebih dahulu saya amati siapa2 saja yang bisa meminum air yang ada di dalam dispenser itu (kali aja cuma CS yg bisa minum, betol tak?). Dan ternyta ada seorang ibu yang sedang membuatnya susu untuk anaknya, beliau mengambil air dari dalam dispenser tersebut. Akhirnya terjawab sudah pertanyaanku, tanpa basa basi lagi saya langsung menghampiri si kumpulan air itu (bukan dalam ember lo, karena ada embernya si CS juga dekat itu :D ). Alhamdulillah tertolong....

Dan lagi2 saya panik, penerbangan saya di delay selama hampir 1,5 jam..
(rasa sedih mendatangi, tapi coba menghibur diri dengan menghubungi)

 (saatnya masuk ke pesawat n sampailah saya di Bandara Soekarno-Hatta, jakarta)
Sesampainya di jakarta saya dijemput oleh abang saya yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan di Universitas YARSI, saat itu sudah pukul 13.30 hari jum'at tanggal 11 Desembar 2009. Tersisa waktu  kurang dari 24 bagi saya untuk sampai ke lokasi SESINDO di kampus ITS. Dari bandara kami langsung menuju Stasiun Gambar dengan naik damri bandara (Rp. 20/org).

Sampai di gambir, saya lagi2 panik, kareta tiket KA jurusan Surabaya sudah habis terjual.
Saatnya nunggu calo2 lewat, hihi
Ternyata tak juga dapat, akhirnya dengan persetujuan saya abang saya membeli tiket KA tanpa ada nomor bangku, tak dapat kursi, alias berdiri atau duduk diantara di lantai, jalan setapak dalam KA (mana harga naik jadi Rp. 170.000,-). Saya naik KA Gumerang dengan jurusan Pasa Turi, surabaya. KA saya berangkat pada pukul 18.00 WIB.

Setelah membeli tiket KA kami langsung ke Pusata Travel Lion Air untuk membeli tiket pulang dari Jakarta ke Banda Aceh, Sangat mengejutkan kami, harganya malah 2x lipat dari sebelumya (Rp. 1.2xx.000,-). ambil lah harga itu karena mang kahir tahun sih...
Pesan tiket sudah, baru lah saya detemani abang pergi makan pagi jamak siang jamak malam (waduh, sayangnya nasibmu nak).

Saatnya Naik KA Gumerang jurusan Pasar Turi, Surabaya
Berangkatlah saya naik KA, yang merupakan untuk kedua kalinya saya naik KA. Dulu pertama kali saya naik KA tahun 2003 bulan 7 dengan jurusan Jogja - Jakarta dalam event RAINAS (Raimuna Nasional) Pramuka Penegak di Yogyakarta.

Kali ini saya tidak lagi bersama abang saya, karena hanya mengantarkan saya sampai gambair berhubung juga dia harus kuliah esokkan harinya. Tapi, saya tidak sendiri, saya menemui seorang abang2 yang jurusannya sama dengan saya, ke surabaya dan KA yang sama pula.

Dalam perjalanan ada hal yang membuat saya ketawa ada pula yang membuat saya bersedih, (mau tau kisahnya? baca selenjutnya? :D )

Dari awal kami berdua tidak mendapatkan tiket yang bertuliskan nomor tempat duduk, dengan alasan seolah-olah tidak kami langsung duduk di sembarang kursi yang belum ada penumpangnya (minimal gak berbidiri dulu lah). belum duduk datang petugas KA membawakan bantal untuk dibagikan kepada para penumpang (eit, ini bukan tempat gratis, semua serba bayar) kami masing2 mengambilnya karena belum diminta bayaran. tiba datanglah si penumpang sebenarnya yang menempati bangku itu, akhirnya kami minggat. setalah lama berdiri kami akhirnya duduk di koridor atau jalan setapak dalam gerbong kereta tersebut. 

Selama duduk di lantai gerbong itu saya memperhatikan seluruh isi gerbong itu, sedih rasanya duduk dilantai gerbong, penumpang2 seperti tidak ada harganya, orang2 melangkahi kami2 yang duduk dibawah untuk jalannya, semua orang seperti itu. Seperti barang2 tak bernyawa, penumpang tidur di lantai pun ikut dilangkahi. Sedih sangat saya melihatnya, karena saya dan orang senasib hanya bisa pasrah. Begitulah kondisi KA dalam keadaan overload..

Eh, ternyata si petugas KA yang membagikan bantal n selimut tadi datang mendatangi setiap penumpang yang mengambil jasa bantal untuk dimintai biaya peminjaman. Saya sudah menyipakan strategi agar tak ketahuan saya ada juga bantal, yaitu dengan menyembunyikannya di bawah lembaran koran yang kemudian saya duduk sila di atasnya dan Al hasil suskse, hehe..

(oke, ceritanya sampai disini aja ya, kalau dicaritakan secara detail ntar terlalu panjuangggg, karena ada banyak kejadian yang saya alami selama dalam kereta, kalau ingin tau request aja ya? hehe)

 Tiba di Pasar Turi, Sabtu 12 Desember 2009 pukul 07.xx WIB

Saat hendak turun saya diingatkan oleh abang yang bersama saya dari jakarta,
katanya gini, "Di surabaya tinggal dimana? kalau tidak ada tempat tinggal ntar hubungi abang di nmr ni ya? biar ntar abang bantu cari tempat nginap"
Saya jawab, "iya bang, Alhamdulillah munjir udah ada tempat nginap, di rumah family dosen saya"

(Saatnya turun)
Ketika hendak menuju Kampus ITS, saya bibantu oleh mbak n mas (pengantin baru ni  kayaknya :D ) dan familly dari si mbak ini untuk mencarikan saya ojek yang akan mengantarkan saya ke tujuan.Dan tidak sampai hanya sebatas mencarikan saja tapi malah saya diberi ongkos untuk membayar ojek (baik sekali keluarga si mbak itu).

Saya langsung mengubungi orang tua saya, yang berada di banda hanya ingin katakan ALHAMDULILLAH UDAH BERADA DI SURABAYA serta family dari pembimbing saya juga untuk mengatakan saya tidak bisa mampir kerumah beliau saat ini karena acaranya akan segera dimulai (padahal belum sempat mandi n gosok gigi tu :D )

Pembimbing saya juga saya beritahukan, dan sempat dihubungi:
percapakan singkat (kira2 begini):
pembimbing : "kenapa tidak pulang kerumah kakak saya dulu?"
saya             : "tidak apa pak, karena acaranya akan segera dimulai, tinggal 1,5 jam pak"
pembimbing : "oke lah, berarti seperti saya bilang kemarin kan?"
saya             : "iya pak, mandi di kampus, di mesjid kampus ITS" (sambil tersenyum lucu)
pembimbing : "hahahahahahahaha" (karena lucu juga kali ya :D)

(Sesampainya saya di kampus ITS, saya langsung mencari masjid kampus untuk mandi dan gosok gigi juga pastinya)


Saatnya ikut paketan Acara SESINDO 2009
Nah, sekarang akan saya ceritakan bagaimana saya ikut dalam acara tersebut
Seperti acara-acara seminar pada umumnya, ada open ceremony dengan unek-uneknya, dan  penyampaian permohon maaf ketidakhadirnya Menteri Informasi dan Komunikasi Pak Tifatul Sambiring yang membuka sekaligus menjadi salah seorang keynote speaker dalam araca itu yang dilansir dalam selembar kertas karena ada agenda rapat negara (rapat koordinasi entah rapat kabinet, lupa :D ).

Setelah sesi makan siang, tibalah sesi paralel yang menampilkan penelitian2 yang telah lulus verifikasi oleh reviewer SESINDO 2009. Saya masuk dalam kelompok ke 6 (dibagi dalam 6 kelompok kecil sesuai dengan topik papernya). Dari 10 nama yang tercamtum dalam kelompok saya hanya 3 yang hadir untuk mempresentasikan penelitiannya, pemakalah nomor urut 3,7,dan 9 dan saya pemakalah nomor urut 3.
Karena berdasarkan nomor urut, akhirnya saya yang duluan mempresentasikan penelitiannya (Apa judulnya? bisa dilihata dalam postingan sebelumnya atau bisa klik disini)

Setiap pemakalah diberikan waktu selama 25 menit untuk memaparkan penelitiannya (include sesi tanya-jawab).

Akhirnya selesai juga acaranya, dan stelah shalat ashar, pukul 15.3x WIB, saya dibantu oleh mahasiswa ITS yang juga terlibat sebagai panitia membantu saya mencarikan alamat rumah Bu Nurul (kakak dari pembimbing saya) karena ditempata beliau saya beristirahat. Setalah berbincang2 sebentar dengannya kami melakukan pencarian alamata tersebut, kurang lebih 2 jam akhirnya kami menemukan alamat rumahnya, tapi beliau sedang tidak berada dirumah, ada agenda. Dirumah beliau hanya ada anak beliau (Oki namanya) dan seorang pembantu.

Mandi, shalat, makan terus istirahat.....(jam setengah 8 saya sudah berada dalam alam bawah sadar) karena hampir 36 jam saya tidak tidur untuk memperjuangkan 25 menit presentasi

Pembimbing dan orang tua saya SMS aja saya udah tidak mendengarkan bunyinya, padahal baru 30 menit setelah saya tidur..

Keesokan harinya, minggu 13 Desember 2009 setelah makan siang bersama keluarga dari Bu Nurul, saya diantar ke terminal bus untuk pulang ke Aceh dengan transit di jakarta (tiket Rp. 190.000,- + makan malam) menunggu jadwal penerbangan yang jatuh pada hari kamis 17 Desember 2009 pagi..

dan untuk pertama kalinya saya naik trans-jakarta (baca: busway) untuk ke kosan abang saya dan naik BEMO ketika hentak ke Stasiun Gambir untuk naik Damri Bandara Soekarno-Hatta, kamis pukul 5 pagi... (asik juga ternyata naek bemo subuh2 :D)

Dan Alahmdulillah akhirnya Saya tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar pukul 11.xx WIB.
Demikian Anniversary "struggle 36 hours for 25 minutes" (December 12) dan Alhasil penelitian saya masuk dalam prosiding SESINDO 2009.
(dengan beberapa kejadian yang telah dipotong untuk menyingkatkan waktu baca, abisnya masih terlalu panjang kalau untuk ditulis semua :D)

0 comments: